Langsung ke konten utama

Kabut

doc.pribadi


  Berkabut itu dingin.
Kotaku juga sering disebut kota dingin.
Meski begitu ku harap cukup keadaan dan nama kotanya, jangan hatimu juga dingin.
Sudah seminggu lebih kota ini di selimuti kabut tebal. Hmm.. sebenarnya bukan hal yang baru, hanya saja baru menulis tentang hal ini.

Niat bangun pagi seperti pelajaran waktu SD dimana bangun pagi harus jam 05.00 pun tak bisa dilakukan. 
Bahkan om ku berkata "pagi ini tidak mendengar ayam berkokok, mungkin ayamnya juga takut dengan kabut ini". Hahaha om ku ada-ada saja.
Banyak bergerak, adalah jurus paling ampuh dari pagi hari sampai malam dalam menghadapi cuaca ini agar kemalasan tidak tertawa melihat kita. 

doc.pribadi

Ku lihat awan siang tadi berlari dengan kencangnya. Entah dengan kecepatan berapa ia berlari dari timur ke barat. Mungkin ia tak sabar mau memberikan panas kepada segala makhluk yang membutuhkan atau aku saja yang kepedean hohoho.

"Ayoo.. semua pakaian di keluarkan karena mataharinya sudah muncul" kata bapak yang seakan begitu senang agar pakaian-pakaian yang dicuci kemarin sore bisa segera kering.
Tak menunggu lama, langsung aku keluar melihat birunya langit dan merasakan hangatnya sinar matahari.
Bahagia ternyata sesederhana itu, pikirku. 

Sebenarnya setiap apapun cuacanya, kita harus tetap bersyukur.
Saat diselimuti kabut tebal disertai hujan halus dan angin yang sedikit kencang beberapa hari yang lalu, mama berkata kalau keadaan seperti ini adalah saat yang tepat untuk menanam bawang, kuenter, kacang merah.
Petani membutuhkan keadaan seperti ini.


Cerita dari saya tentang cuaca seminggu ini.
😊


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Halo, Pancasila!

Pertama-tama saya mengucapkan selamat tahun baru untuk kita semua :) sudah terlambat ya? wkwk.  Pancasila, sebuah kampus yang didambakan sejak kurang lebih 8 tahun yang lalu. Hari itu, entah kapan tepatnya, awal mula tahu tentang pancasila adalah ketika iseng mencari kampus yang terima ahli jenjang ke S1-Profesi dan dari beberapa kampus yang muncul saat pencarian di google, FF Universitas Pancasila menjadi salah satu kampus yang ada dalam daftar tersebut. Mulailah saya mencari tahu tentang dimana kampus ini, berapa lama sekolahnya dan yang paling penting adalah berapa biayanya. Saya hanya sebatas mencari tahu meskipun dalam lubuk hati yang paling dalam ingin melanjutkan studi ketika lulus D3, namun disaat yang sama diriku benar-benar menyadari juga bahwa itu adalah hal yang tidak akan mungkin terjadi.  Ya, tentu dengan biaya besar yang jumlah berapa kali lipat dibanding D3 ku dulu adalah satu-satunya hal yang saya pertimbangkan. Disaat yang berdekatan, adikku juga akan masuk k...

"Kocok Dahulu"

Apa teman-teman pernah mendapat obat yang pada etiketnya tertulis “kocok dahulu”? Kalo teman-teman mendapat seperti itu, apa yang teman-teman akan lakukan? Kocok dahulu atau tidak mengocok dan langsung dituang di sendok dan langsung minum? Yuk kita mengenal lebih lanjut fakta dibalik “kocok dahulu” “kocok dahulu” sering dijumpai pada sediaan cair khususnya suspensi. Suspensi????? Maksud loh? Santai dulu broh hehe menurut kitab orang Farmasi (Farmakope Indonesia edisi V), suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Apa hubungannya dengan label “kocok dahulu”? Nah kata kuncinya suspensi itu partikel padat yang terdispersi. Partikel-partikel tersebut memiliki kecenderungan untuk bersatu dan membentuk suatu gumpalan sehingga mengendap di dasar botol. Sederhananya teman-teman bisa bayangkan partikel-partikel tersebut tidak larut dalam fase cairnya jadi partikel-partikelnya akan berkumpul di dasar botol. Nah jika teman...

TPPM

Tim Pendamping Pelayanan Mahasiswa. Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 26 Oktober TPPM yang baru untuk masa pelayanan 2 tahun kedepan dilantik, dengan demikian masa TPPM kami TPPM ZN selesai. Saya masih ingat dengan begitu jelas ketika pertama kali diminta kesediaan menjadi TPPM oleh kakak TPPM senior yang adalah kakak KTB saya, kak Eka. Jujur awalnya saya sedikit keberatan, masih bimbang dll dan karena waktu itu tepat dengan saya juga menyelesaikan D3. Apa saya harus tetap di Kupang? itu pikirku, sementara saya berniat untuk segera tinggalkan kota Kupang hehe. Saya tak langsung menjawab kakak KTB saya, saya masih meminta waktu untuk mendoakannya. Sayapun merasa terbeban jika mengatakan 'tidak'. Timbul dalam pikiran saya 'sudahlah tidak apa-apa, berikan waktu dulu untuk Tuhan' akhirnya saya pun mejawab 'iya kak, saya bersedia' dan saya percaya ketika saya bersedia dan mengatakan 'iya', itu hanya karena Tuhan Yesus. Saya banyak belajar dala...