Langsung ke konten utama

Dua Garis

Ehh jangan berpikir dulu yang jauhh yaa, boro-boro dua garis, pacar saja belom punya wkwkwk. Ya, saya dan 5 orang teman dalam rumah dinyatakan positif covid-19 saat melakukan tes swab karena kami bergejala. Tanggal 24 Juli saat bangun pagi jam 05.30, badan terasa hangat, flu lalu badan pegal-pegal. Karena itu hari sabtu dimana kami tidak masuk puskesmas jadi saya masih tidur lagi. Tiba-tiba jam 08.00 kami dapat info kalau akan ada pemeriksaan dari Dinas Kesehatan, untuk itu kami anak NS semuanya diharuskan ke puskesmas pagi itu. Jujur saya benar-benar tidak sanggup untuk bangun, namun saya memaksakan diri. Saya sudah sedikit curiga bahwa saya pasti positif covid namun saya berpikir lagi kalau ini juga bisa jadi saya kecapean karena beberapa hari lalu kami kehabisan air jadi harus bolak-balik berjam-jam untuk beli air di desa tetangga. Saya mulai menenangkan diri dan langsung sarapan serta minum obat. Sesampainya di puskesmas saya sudah tidak bisa tahan dengan pegalnya badan ini. Saya langsung WA dokter Efni dan meminta untuk dilakukan swab terlebih dahulu. Sebenarnya kami baru akan di swab hari senin atas permintaan ibu kapus dikarenakan ada kakak-kakak pegawai yang sudah terpapar lebih dulu. Sebelum saya diswab, saya sudah siap jika hasilnya akan positif. Dan benar 2 garis hasilnya. Dokter Efni kaget dan langsung teman sekamar saya juga di swab, hasilnya 2 garis juga dengan gejala yang dialami yaitu radang dan meriang Singkat cerita kami dalam rumah 4 orang positif. Kami langsung melakukan isolasi mandiri. Waktu itu perasaannya sedih.Saya sempat menangis saat telponan dengan kakak saya. Berdasarkan info, masa kritis itu mulai hari kelima dan saya merasa kalau masa kritis saya dan beberapa teman itu yaitu hari sabtu, hari dimana kami melakukan swab. Gejala berat kami seperti, demam tinggi, suhu saya mencapai 39,7 derajat, bahkan saya hampir dirujuk, flu dan badan yang begitu pegal. Setelah merenung kembali, berarti kami sudah terinfeksi beberapa hari lalu. Dan memang benar, beberapa hari yang lalu sebelum itu, badan saya tidak enak, kemudian sempat panas tapi setelah minum obat saya sudah pulih. Beberapa hari kemudian, 2 teman kami mengalami gejala-gejala sehingga di swab dan hasilnya positif juga sehingga kami berenam isolasi di rumah dinas kami. Bersambung…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hai to "Apotek"

Doc. Pribadi "STR kelaaarrrrrrrrr! Saya kemana nih Tuhan selanjutnya?" Kira-kira begitu pertanyaan bahagia ketika mendapatkan email dari KTKI. Ya dong, bahagianya melebihi orang yang lu suka nembak lu hahah mungkin yaaa ðŸĪŠ karena drama per-STR-an ini sangat panjang.  Besar harapan bisa bekerja di rumah sakit saat ini. Masukkan lamaran di rumah sakit-rumah sakit yang membuka lowongan namun belum ada panggilan. Seperti menunggu WA, telpon, email (masih ada ya?) dari nasgor special ga pake cabe ehh maksudnya dari someone special, pun saya dalam menunggu panggilan.  Dalam sedikit kecemasan saya sore itu, ada loker di telegram dari sebuah apotek. Masukkan, tidak ya? Tapi kan harus menunggu panggilan dari rumah sakit dulu. Nanti kalo diterima di apotek dan tiba-tiba ada panggilan dari rumah sakit bagaimana? Pikiran-pikiran yang muncul setelah membaca loker tersebut.  Bertanya, adalah hal wajib yang dilakukan bagi seorang Yona yang susah mengambil keputusan ini. Orang-orang terdekat

Abigail

Dok.Pribadi Pukul 12.03 tepat setahun yang lalu tangis seorang bayi terdengar untuk pertama kalinya setelah perjuangan mamanya untuk melahirkan normal tapi harus operasi karena 1 dan 2 hal. Ya, mama Abigail (kakak perempuanku) sangat menginginkan untuk melahirkan secara normal, sampai kami harus ke rumah sakit beberapa hari sebelum melahirkan bahkan membawa koper ke rumah sakit. Kakakku di operasi di RSUD terbesar di provinsi kami, jadi taulah betapa riwehnya keluarga pasien.  Bolak balik mengurus administrasi dengan lokasi yang luas ditambah pengambilan obat yang harus naik turun tangga setiap pagi, siang dan malam dan kami hanya bertiga bersama kak Dan (papa Abigail) sampai setelah operasi barulah mama saya (oma/nenek Abigail) tiba.  Tahun 2023 adalah tahun yang cukup berat untuk saya dimulai dari tidak lolosnya beasiswa, menganggur dalam waktu lama, dll. Namun selalu ada hal yang disyukuri, salah satunya Abigail.  Saya belajar : 1. Menggendong bayi dengan tidak kaku dan juga dengan

Selamat Tahun Baru 🎉

Selamat Tahun Baru 2024 ☺ Halo teman-teman semua, selamat membaca tulisan pertama di tahun baru ini.  Resolusi saya di tahun ini salah satunya adalah menulis setiap hari di beberapa platform yang ada. *siapa yg nanya ya btw? Hihihi Hari ini, di ibadah awal tahun, firman yang direnungkan dari Yakobus 4:13-17, dengan perikop "Jangan Melupakan Tuhan Dalam Perencanaan." Sebuah nasihat di awal tahun yang merupakan salah satu pegangan, harusnya ya.  Terkadang kita mungkin lupa mengingat Tuhan dalam setiap rencana-rencana kita karena mungkin saja kita berpikir bahwa kita bisa kok, kita mampu, dan kita-kita yang lainnya.  Kita lupa bahwa kita ini tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan. Kita hanyalah manusia terbatas yang harusnya senantiasa bergantung pada Tuhan.  Dengan melibatkan Tuhan, kita akan dipimpin untuk setiap rencana-rencana kita. Sehingga semua itu boleh memuliakan nama Tuhan.  Sekian perenungannya.  Solo Deo Gloria!